'Telepon Seluler, Resiko Tumor Otak'

Saya tidak memiliki ingatan yang istimewa, namun adakalanya suatu hal yang diceritakan oleh seseorang entah bagaimana melekat dalam pikiran saya. Salah satu ingatan seperti itu adalah keprihatinan saya pada seorang pasien yang saya lihat beberapa tahun lalu.

Dia telah menjalani operasi pengambilan tumor di otaknya (saya lupa jenis apa), dan saya tertarik untuk mendukung pemulihan operasi dan kesehatan umumnya melalui nutrisi.

Selama masa konsultasi kami, dia bercerita bahwa dia memiliki seorang putra yang juga menderita tumor otak. Kemudian saya menanyakan barangkali dokter yang menanganinya memiliki dugaan jika tumor itu merupakan garis keturunan. Dia menjawab tidak, dan mengatakan pada saya bahwa menurut pendapatnya, penyebabnya adalah telepon selular.

Pasien ini kemudian melanjutkan ceritanya bahwa dia dan putranya termasuk pemakai awal teknologi ini, dan menurut pengakuan mereka, mereka adalah pemakai berat juga.
Dia meneruskan ceritanya tentang pengalamannya setelah operasi. Dia sedang duduk di ruang tunggu yang dipenuhi oleh pasien pasca-operasi. Hampir semua pasien di ruang tersebut telah menjalani pengambilan tumor di otak dan memiliki jahitan untuk membuktikannya.

Percakapan mengenai telepon selular dimulai pada ruang tunggu, maka pasien saya memutuskan untuk menanyakan pada semua orang di dalam ruang tunggu tersebut. Ternyata semua pasien yang menderita tumor otak adalah para pemakai telepon selular.
Saat ini, tidak ada yang cukup istimewa untuk diceritakan di sini, saya pikir, sebab pemakaian telepon selular telah sangat umum. Bagaimanapun, pasien saya tersebut kemudian menanyakan pada masing-masing orang, telinga mana yang biasa digunakan untuk menelepon. Dia melaporkan kepada saya bahwa sisi yang sering mereka pakai untuk menelpon sesuai dengan sisi dimana tumor berada di tiap-tiap kasus.
Ini semua murni pengamatan anekdot dan tidak membuktikan apapun, tetapi ingatan ini muncul kembali setelah saya membaca beberapa riset di pagi ini, yang diumumkan baru-baru ini di Royal Society selama konferensi yang diadakan oleh Radiation Research Trust.

Riset diselenggarakan oleh tim yang dipimpin oleh Profesor Lennart Hardell dari University Hospital di Orebro Swedia. Riset ini masih belum diterbitkan secara formal, meskipun dari apa yang dapat saya penuhi, data berasal dari cuplikan riset yang telah diterbitkan dari Profesor Hardell [1].

Riset difokuskan pada risiko tumor spesifik pada individu yang mulai menggunakan telepon selular sebelum berusia 20 tahun. Anak-anak yang lebih muda sengaja menjadi target riset ini sebab mereka dipercaya lebih peka terhadap radiasi elektromagnetik yang berasal dari telepon selular, sebagian karena tengkorak mereka lebih tipis dan mungkin mengakibatkan radiasi dapat menembus ke dalam otak secara lebih mendalam.
Riset menemukan bahwa individu yang mulai menggunakan telepon selular sebelum berusia 20 tahun mengalami peningkatan risiko tumor otak secara signifikan (lebih dari 5kali lipat) yang dikenal dengan nama glioma seperti halnya tumor jinak (non-kanker) pada syaraf utama yang bertanggung jawab atas pendengaran yang dikenal dengan acoustic neuromas. Menurut laporan, para pemakai telepon rumah tanpa kabel memiliki peningkatan risiko glioma juga.

Individu yang mulai menggunakan handset selular di usia 20 tahunan juga memiliki peningkatan risiko glioma dan acoustic neuroma, meskipun risiko yang dialami lebih kecil dibanding para pemakai yang berusia lebih muda: resiko glioma dan acoustic neuroma berturut-turut naik sekitar 50 dan 100 persen. Seperti dikutip dari pernyataan Profesor Hardell, "Ini adalah tanda peringatan. Sa-ngat mengkhawatirkan. Kita harus mengambil tindakan pencegahan."

Adalah menarik untuk mencatat riset Profesor Hardell sebelumnya di bidang ini, khususnya mengenai studi meta-analisis yang mengamati hubungan antara pengguna telepon selular dan risiko tumor otak [1].

Individu yang menggunakan telepon selular untuk jangka panjang (10 tahun atau lebih) ditemukan memiliki peningkatan risiko glioma dan neuroma akustik pada sisi yang menggunakan telepon berturut-turut hingga 200 dan 240 persen.

Pengguna telepon selular tidak dikaitkan dengan peningkatan risiko tumor pada sisi kepala lain terhadap sisi yang terbiasa menggunakan telepon. Bukti tersebut mendukung gagasan bahwa penggunaan telepon selular jangka panjang tentu saja berhubungan dengan peningkatan risiko tumor otak, seperti yang dipikirkan pasien saya meskipun telah bertahun-tahun lalu. (Dr. John Briffa kepada www.theepochtimes.com)

Related Posts:

2 Responses to "'Telepon Seluler, Resiko Tumor Otak'"

Anonim mengatakan...

weew !!

NuLis.Com mengatakan...

woow...bahaya tuh....

Posting Komentar