Aquascaping Hemat

Sejatinya membuat aquascaping tidak perlu memakan biaya mahal. Dengan menggunakan bahan-bahan murah, misalnya, penampilan aquascaping bisa tetap berkualitas. Selama ini memang pembuatan aquascaping butuh biaya besar.

Pembuatan aquascaping dengan 90% bahan-bahan impor, misalnya, dapat menelan biaya pembuatan sekitar Rp3,5-juta per meter persegi. Pemakaian bahan lokal sampai 50% tetap saja menyedot biaya tak sedikit sekitar Rp2-juta—Rp2,5-juta per meter persegi.

Banyak komponen aquascaping yang bisa disingkirkan agar biaya pembuatan aquascaping lebih murah. Hal itu dapat terjadi lantaran kita berada di negeri tropis. Aquascaping yang membutuhkan sistem CO2 dan chiller sebenarnya cocok dipakai di negara-negara beriklim subtropis. Harap mafhum sistem CO2 yang terdiri dari regulator, tabung, skimmer, bubble counter, dan timer bisa menyedot biaya hingga Rp3-juta. Chiller dan sistem CO2 hingga kini masih dianggap perlengkapan wajib para pembuat aquascaping.

Padahal kedua alat itu dapat ditiadakan. Caranya dengan meletakkan aquascaping di luar ruangan. Itu syarat mutlak. Penempatan aquascaping di dalam ruangan membuat suhu di dalam aquascaping meningkat lantaran aliran udara panas tersendat.

Sebab itu untuk mempertahankan suhu agar tidak panas dipakai chiller. Begitupula sistem CO2, prinsipnya para hobiis aquascaping perlu sadar jika di alam saja tanaman air tidak membutuhkan itu. Penempatan aquascaping di luar ruangan tidak boleh sembarangan.

Idealnya posisi aquascaping mengikuti arah sinar matahari yang terbit di ufuk timur dan tenggelam di ufuk barat. Perhatikan pula supaya aquascaping tidak menerima sinar matahari secara langsung untuk menghindari pertumbuhan alga. Intensitas cahaya dapat dikurangi dengan mengunakan penyaring sinar matahari seperti atap berbahan polikarbonat dan shading net. Keduanya juga dapat melindungi aquascaping dari percikan air hujan. Sinar matahari pun dapat berperan sebagai pengganti lampu.

Pada akuarium aquascaping di dalam ruangan, penyinaran lampu maksimal 8 jam per hari. Namun dengan sinar matahari, penyinaran bisa mencapai 10 jam per hari. Bahkan dengan kehadiran sinar sang surya kesan eksotis di aquascaping lebih kuat akibat efek kuat-lemahnya sinar. Nah bila malam penerangan aquascaping cukup mengandalkan penerangan dari lampu teras.

Biaya lain yang bisa dipangkas adalah pemilihan gravel sebagai tempat melekat tanaman air. Selama ini gravel impor dianggap memberikan hasil terbaik, meskipun sebanding dengan harganya yang mahal. Sekadar contoh gravel impor dari Amerika mencapai Rp320.000 per 10 kg. Setidaknya untuk aquascaping berukuran 90 cm x 45 cm x 45 cm perlu 40–50 kg gravel supaya ketinggian gravel mencapai kondisi standar sekitra 10–15 cm.

Pemakaian gravel dapat diganti dengan komposisi pasir, tanah dan kompos. Lapisan dasar akuarium terdiri dari 25% kompos. Berturut-turut ke atas 50% tanah dan 25% pasir. Kecuali tanah dan kompos, pasir bangunan perlu dicuci terlebih dahulu. Peran tanah sebenarnya dapat digantikan lumpur sawah dengan jumlah sama. Sebelum dibenamkan tanaman air, media dan air yang mengisi akuarium perlu didiamkan selama sebulan. Dua—tiga hari menjelang tanaman air ditanam, air perlu diganti. Jenis tanaman yang dipilih sebaiknya tahan banting dan minim perawatan seperti cabomba, enchinodorus, bacopa, dan hygrophylla.

Saat ditanam pastikan akar tanaman berada di tengah media yang berisi tanah atau lumpur. Biasanya setelah 2 minggu akar tanaman baru melekat kuat. Setelah itu ikan hias dapat dimasukkan. Pemeliharaan aquascaping mudah. Air tak perlu diganti karena sudah disaring memakai filter atas sederhana. Air dipompa dan tersaring melewati filter mat dan kapas. Yang perlu rutin dilakukan adalah menambah air untuk menggantikan air aquascaping yang menguap.

Nah supaya tanaman tetap sehat pemupukan dilakukan setahun sekali dengan memakai NPK dosis 0,5 ons per meter persegi. Sisa-sisa tumbuhan yang mati jangan dibuang, tapi dibenamkan ke dalam media supaya kesadahan air menjadi lunak alias soft.(http://www.bebeja.com)

Related Posts:

Bagaimana Kredit Rumah?

Bagi Anda yang berencana membeli rumah secara kredit namun belum tahu seperti apa persyaratannya, berikut ini beberapa persyaratan untuk mendapatkan rumah dengan sistem kredit. Masing-masing jenis pekerjaan berbeda untuk pengumpulan datanya.

Gambaran soal syarat dokumen standar yang biasanya harus dilengkapi saat akan pengajuan kredit (kode menunjukan syarat pada tiap status). Karyawan dengan kode “K”, wiraswasta dengan kode “W” dan professional dengan kode “P”.

Daftar itu terdiri dari:

1. Fotokopi KTP Suami dan Istri [K][W][P]

2. Fotokopi Surat Nikah [K][W][P]

3. Fotokopi Kartu Keluarga [K][W][P]

4. Fotokopi NPWP [K][W][P]

5. Rekening Koran atau tabungan bank 3 bulan terakhir [K][W][P]. Tentu hal ini merupakan dokumen yang dikeluarkan oleh bank di mana gaji atau pendapatan kita disetorkan. Bisa menggunakan beberapa account bank, bila gaji, honor atau pendapatan Anda tersebar ke beberapa bank).

6. Slip Gaji (3 bulan terakhir) [K]: Dokumen yang dikeluarkan oleh perusahaan tempat Anda bekerja. Bila kita bekerja di banyak tempat sekaligus, mintalah slip gaji ke banyak perusahaan tempat Anda bekerja karena setiap slip gaji ini bisa dihitung total income-nya.

7. Surat Keterangan Kerja [K] : Surat yang dikeluarkan oleh perusahaan tempat bekerja. Bisa ditanda tangani oleh otoritas tertinggi atau Kepala Tata Usaha atau Divisi HRD (SDM). Biasanya pihak bank menginginkan jumlah pendapatan bulanan tertera dalam surat keterangan kerja tersebut.

8. Rekening Koran atau Tabungan Bank Perusahaan (3 bulan terakhir) [W] : Dokumen yang dikeluarkan oleh bank setelah terjadi transaksi perusahaan. Akun bank yang dimaksud biasanya atas nama perusahaan, meskipun memungkinkan juga apabila kita menggunakan akun individu dalam berbisnis.

9. Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan [W]

10. Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan atau TDP [W]

11. Fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan atau SIUP [W]

12. Laporan Keuangan Perusahaan 1 tahun terakhir [W]

13. Surat Ijin Praktek dari Institusi Pemerintah Terkait [P] Setelah dokumen tersebut diatas di serahkan kepada bank, melalui developer atau pengembang perumahan tentunya, pihak bank akan melakukan pengecekan ke Bank Indonesia (BI) berhubungan dengan status Anda (nama Anda).

Tentunya kredibilitas keuangan diuji disini. Kredit akan sulit di setujui bila kita memiliki track record buruk di peminjaman bank, kartu kredit, dan sebagainya. Setelah itu, pihak bank akan menghubungi kita dan mengabarkan hasil BI checking dengan melakukan konfirmasi dan sedikit interview.

Biasanya pihak bank akan meminta tambahan dokumen apabila dirasa masih ada yang kurang dalam pembuktian kekuatan finansial Anda. Seluruh proses pengiriman dokumen bisa menggunakan email (attachment), jadi tidak perlu menggunakan jalur darat (offline) yang menghabiskan waktu. Bantu pula pihak bank mengenai dokumen pelengkap yang diminta.

Selalu jujurlah kepada mereka terhadap kemampuan finansial Anda. Dan jalinlah komunikasi dengan pihak bank yang membantu Anda mengurus kredit rumah. Rule umum untuk jumlah pinjaman yang disetujui bank adalah, apabila kekuatan finansial (pendapatan) bulanan Anda 3X jumlah pembayaran kredit bulanan.

Jadi, bila cicilan kredit perbulan Rp 5 juta, itu artinya pendapatan perbulan kita minimalis Rp 15 juta. Dalam tahap ini, pihak bank akan menghubungi lagi apabila pengajuan kredit diterima. Dan mereka biasanya meminta Anda mengisi formulir persetujuan kredit. Proses terakhir adalah akad kredit. Akad kredit merupakan titik awal dimulainya kredit.

Hal yang harus Anda siapkan untuk akal kredit antaralain soal biaya KPR yang nilainya tidak kecil. Bagi Anda yang sudah berkeluarga, jangan lupa membawa pasangan Anda, karena ada dokumen-dokumen yang harus ditandatangani oleh pasangan Anda. Bulan berikutnya, Anda sudah bisa membayar angsuran bulanan. Artinya, Anda sudah bisa mulai menempati rumah, khususnya bila Anda membeli rumah siap huni. (http://finance.detik.com)

Related Posts:

Mumi Manusia Ikan dari Indonesia.

Mumi manusia ikan
Beberapa museum atau ruang pamer di dunia, punya koleksi yang begitu anehnya sampai menantang akal sehat.

Sebuah toko Indian di Banff, Kanada, memiliki mumi aneh yang diyakini sebagai manusia ikan dari Indonesia. Penasaran?

Banff Indian Trading Post adalah sebuah toko etnik yang menjual aneka barang kerajinan Indian Amerika yang ada di dalam kawasan Taman Nasional Banff. Toko ini memiliki museum yang bernama Buffallo Nations Museum, yang aslinya adalah rumah sang pemilik toko.

Dari situs resmi Banff Indian Trading Post, Rabu (22/05/2013), museum mereka memiliki koleksi aneh sebuah sosok manusia ikan. Tapi tidak banyak yang tahu tentang sejarah spesifik dari penemuan manusia setengah ikan yang sebagian tubuhnya sudah diawetkan.

Manusia ikan adalah sosok makhluk legendaris yang memiliki bentuk manusia laki-laki dari pinggang ke atas dan mirip ikan dari pinggang ke bawah. Dia memiliki ekor ikan bersisik di tempat kaki.

Banyak yang menduga, benda ajaib itu didapatkan sang pemilik toko, Norman Luxton sekitar tahun 1915. Luxton memulai pengalamannya sebagai seorang pencari emas dan kembali ke Banff, kemudian menjadi seorang pengusaha sukses dan kepala kehormatan suku Indian Amerika asli asal Stoney.

Ada sebuah cerita yang mengatakan kalo manusia ikan yang sudah menjadi mumi itu dibeli Luxton dari orang misterius asal Jawa, Indonesia. Mumi manusia ikan ini dipamerkan secara umum di dalam kotak kaca di ruang belakang Indian Trading Post. Luxton meninggal tahun 1962.

Ted Hart, Direktur Eksekutif Whyte Museum of the Rockies Kanada, sebuah organisasi yang bertugas melestarikan banyak artefak kehidupan Luxton itu mengatakan ini adalah bagian dari legenda di daerah itu.

"Tapi saya melihat dokumen pengiriman kapalnya. Dikirim dari Jawa, tulisannya 'Manusia Ikan'," kata Hart.

Bahkan sebuah program acara televisi, Ripley's Believe it or Not pernah menawar mumi manusia ikan ini seharga U$ 300.000 (Rp 2,9 miliar). Namun, benda aneh ini tidak mau dijual pemiliknya. Bagi Anda yang tertarik untuk melihatnya secara langsung, silakan datang ke Indian Trading Post, 101 Cave Avenue, Banff, Kanada.

Related Posts:

Penetasan Artemia

Artemia
Ada satu alternatif pakan burayak, yang kini mulai digunakan secara luas oleh para penghobi, yakni disebut Arthemia.

Artemia yang dijual di pasar bebas biasanya berbentuk telur/ cyst, yang mesti ditetaskan terlebih dahulu sebelum kemudian diberikan kepada anakan cupang. Berikut cara menetaskan artemia.

1. Telur artemia, dijual bebas dengan paket harga per kalengnya yang lumayan mahal menurut saya, yaitu dalam kisaran Rp. 250ribu – 350ribu. Sebagian toko ikan menjualnya dalam paket “ketengan” seharga @ Rp. 25ribu – 35ribu

2. Garam aquarium, namun iika terpaksa dapat juga menggunakan garam dapur

3. Botol Air Mineral 1,5L, potong bagian bawah botol, ¾ bagian botol di cat atau cukup di tutup dengan lembaran kertas koran

4. Mesin aerator 1 titik, batu aerator dan selang dalam kondisi terpasang

5. Sendok teh & sendok makan

6. Flankton net atau kain yang sangat halus dan serokan

7. Mangkok/wadah untuk artemia yang sudah menetas

Proses Penetasan 

1. Botol aqua diletakan terbalik

2. Isi air bersih ¾ bagian

3. Masukan garam 2 sendok makan penuh, aduk hingga larut

4. Masukan telur artemia ¼ sendok teh, aduk2

5. Masukan batu aerator hingga kedasar botol dan nyalakan mesin aerator

6. Biarkan hingga 24 jam lalu matikan mesin aerator

Setelah 24 jam telur artemia akan menetas menjadi larva artemia (nauplius) dengan ukurannya yang sangat halus. Terlihat bergerak-gerak seperti kutu air. Nah, pada kondisi ini arthemia siap digunakan sebagai pakan burayak cupang.

Namun terdapat beberapa hal yang mesti diperhatikan sebelum memberikan pakan arthemia kepada anakan cupang. Sebelum dapat digunakan, artemia yang sudah menetas harus dipisahkan terlebih dahulu dari cangkangnya dengan cara menutup bagian atas botol sehingga larva artemia akan berkumpul dibagian yang terang yaitu dibagian bawah botol.

Selanjutnya artemia disifon kedalam mangkok/ wadah. Setelah disifon artemia harus disaring dengan menggunakan plankton net atau bisa juga menggunakan kain yang sangat halus sekali. Pada saat disaring lakukan juga pembilasan dengan menggunakan air tawar. Setelah selesai artemia yang sudah disaring diletakan pada wadah yang sudah diberi air tawar. Selanjutnya artemia sudah dapat diberikan untuk burayak- burayak ikan. (*)

Related Posts:

Mengenal Budidaya Artemia

Artemia
Artemia merupakan salah satu makanan hidup yang sampai saat ini paling banyak digunakan dalam usaha budidaya udang, khususnya dalam pengelolaan pembenihan. Sebagai makanan hidup, Artemia tidak hanya dapat digunakan dalam bentuk nauplius, tetapi juga dalam bentuk dewasanya.

Jika dibandingkan dengan naupliusnya, nilai nutrisi Artemia dewasa mempunyai keunggulan, yakni kandungan proteinnya meningkat dari rata-rata 47 % pada nauplius menjadi 60 % pada Artemia dewasa yang telah dikeringkan.

Selain itu kualitas protein Artemia dewasa juga meningkat, karena lebih kaya akan asam-asam amino essensial. Demikian pula jika dibandingkan dengan makanan udang lainnya, keunggulan Artemia dewasa tidak hanya pada nilai nutrisinya, tetapi juga karena mempunyai kerangka luar (eksoskeleton) yang sangat tipis, sehingga dapat dicerna seluruhnya oleh hewan pemangsa.

Melihat keunggulan nutrisi Artemia dewasa dibandingkan dengan naupliusnya dan juga jenis makanan lainnya, maka Artemia dewasa merupakan makanan udang yang sangat baik jika digunakan sebagai makanan hidup maupun sumber protein utama makanan buatan. Untuk itulah kultur massal Artemia memegang peranan sangat penting dan dapat dijadikan usaha industri tersendiri dalam kaitannya dengan suplai makanan hidup maupun bahan dasar utama makanan buatan.

Untuk dapat diperoleh biomassa Artemia dalam jumlah cukup banyak, harus dilakukan kultur terlebih dahulu. Produksi biomassa Artemia dapat dilakukan secara ekstensif pada tambak bersalinitas cukup tinggi yang sekaligus memproduksi Cyst (kista) dan dapat dilakukan secara terkendali pada bak-bak dalam kultur massal ini. (Ir. Sri Umiyati Sumeru ) Pernah ditemukan kista tertua oleh suatu prusahaan pemboran yang bekerja disekitar Danau “ Salt Great “.

Kista tersebut diduga berusia sekitar lebih dari 10.000 tahunb ( berdasarkan metode carbon dating ). Setelah diuji, ternyata kista-kista tersebut masih bisa menetas walaupun usianya 10.000 tahun . (Anonymous, 2008) Sekarang banyak pembudidaya ikan dan udang memakai pakan alami Artaemia dalam pemberian pakan. Artemia sangat mudah untuk ditetaskan menjadi larva sampai dewasa, tapi harga artemia sangat mahal bagi pembudidaya ikan maupun udang.

Biasanya artemia diberikan pada ikan pada saat ikan berumur 12-30 hari. Menurut INVE Aquaculture Belgia Artemia mengandung 56% protein yang biasanya pada udang diberikan pada PL5 dan PL25. (Anonymous, 2008) Artemia atau “brine shrimp” merupakan salah satu jenis pakan alami yang sangat diperlukan dalam kegiatan pembenihan udang dan ikan. Beberapa sifat artemia yang menunjang antara lain : 

(a). Mudah dalam penanganan, karena tahan dalam bentuk kista untuk waktu yang lama.
(b). Mudah beradaptasi dalam kisaran salinitas lingkungan yang lebar.
(c). Makan dengan cara menyaring, sehingga mempermudah dalam penyedian pakannya
(d). Dapat tumbuh dengan baik pada tingkat padat penebaran tinggi .
(e). Mempunyai nilai nutrisi tinggi, yaitu kandungan protein 40 – 60%

Siklus Hidup Artemia

Siklus hidup Artemia
Siklus hidup Artemia bisa dimulai dari saat menetasnya kista atau telur. Setelah 15-20 jam pada suhu 25 derajat celcius kista akan menetas menjadi embrio. Dalam waktu beberapa jam embrio ini masih akan tetap menempel pada kulit kista.

Pada fase ini embrio akan tetap menyelesaikan perkembanganya kemudian berubah menjadi naupli yang akan bisa berenang bebas. Pada awalnya naupli akan berwarna orange kecoklatan akibat masih mengandung kuning telur.

Artemia yang baru menetas tidak akan makan, karena mulut dan anusnya belum terbentuk dengan sempurna. Setelah 12 jam mereka akan ganti kulit dan memasuki tahap larva kedua. Pada fase ini mereka akan mulai makan, dengan pakan berupa mikro alga, bakteri, dan detritus organic lainya. Pada dasarnya mereka tidak akan peduli (tidak memilih) jenis pakan yang dikonsumsinya selama bahan tersebut tersedia dalam air dengan ukuran yang sesuai.

Naupli akan berganti kulit sebanyak 15 kali sebelum menjadi dewasa dalam kurun waktu 8 hari. Artemia dewasa rata-rata berukuran sekitar 8 mm, meskipun demikian pada kondisi yang tepat mereka dapat mencapai ukuran sampai dengan 20 mm. pada kondisi demikian biomasnya akan mencapai 500 kali dibandingkan biomas pada fase naupli. Dalam tingkat salinitas rendah dan pakan yang optimal, betina Artemia bisa menghasilkan naupli sebanyak 75 ekor perhari.

Selama masa hidupnya (sekitar 50 hari) mereka bisa memproduksi naupli rata-rata sebanyak 10-11 kali. Dalam kondisi super ideal, Artemia dewasa bisa hidup selama 3 bulan dan memproduksi naupli atau kista sebanyak 300 ekor(butir) per 4 hari. Kista akan terbentuk apabila lingkungnya berubah menjadi sangat salin dan bahan pakan sangat kurang dengan fluktuasi oksigen sangat tinggi antara siang dan malam. Artemia dewasa toleran terhadap selang -18 derajat hingga 40 derajat.. sedangkan temperature optimal untuk penetasan kista dan pertumbuhan adalah 25-30oC.

Meskipun demikian hal ini akan ditentukan oleh strain masing-masing. Artemia menghendaki kadar salinitas antara 30-35 ppt, dan mereka dapat hidup dalam air tawar selama 5 jam sebelum akhirnya mati. Variable lain yang penting adalah pH, cahaya, dan oksigen. pH dengan selang 8-9 merupakan selang yang paling baik, sedangkan pH di bawah 5 atau lebih tinggi dari 10 dapat membunuh Artemia.

Cahaya minimal diperlukan dalam proses penetasan dan akan sangat menguntungkan bagi perumbuhan mereka. Lampu standar grow-lite sudah cukup untuk keperluan hidup Artemia. Kadar oksigen harus dijaga dengan baik untuk pertumbuhan artemia. Artemia dengan supply oksigen yang baik, Artemia akan berwarna kuning atau merah jambu.

Warna ini bisa berubah menjadi kehijauan apabila mereka banyak mengkonsumsi mikro algae.pada kondisi yang ideal seperti ini, Artemia akan tumbuh dah beranak-pinak dengan cepat. Sehingga supply Artemia untuk ikan yang kita pelihara bisa terus berlanjut secara kontinyu. Apabila kadar oksigen dalam air rendah dan air banyak mengandung bahan organic, atau apabila salinitas meningkat, artemia akan memakan bacteria, detritus, dan sel-sel kamir (yeast). Pada kondisi demikian mereka akan berwarna merah atau orange. Apabila keadaan ini terus berlanjut mereka akan mulai memproduksi kista. ( Anonymous, 2008 ).

Desain dan konstruksi Tambak

Petakan tambak untuk budidaya artemia umumnya terdiri atas 4 fungsi, yaitu petakan reservoir, evaporasi, distribusi dan petakan budidaya. Selain itu ada pula petak kultur plankton sebagai pelengkap. Petakan reservoir ada dua, petakan reservoir 1 sedalam 60 – 100 cm untuk menampung air laut dengan salinitas 30 – 35 permil, sedangkan petakan reservoir 2 sebagai penampung air bersalinitas tinggi (80 – 120 permil) dari petak evaporasi untuk kemudian dialirkan kedalam petakan distribusi.

Petakan evaporasi dibuat dangkal (kedalaman 5 – 7 cm) dengan dasar petakan rata, padat dan miring kesalah satu sisi. Hal ini untuk mempermudah proses evaporasi dan mempercepat aliran air. Dalam petakan ini diharapkan salinitas meningkat sampai dengan 120 permil atau lebih. Petakan distribusi berupa kanal keliling, berfungsi untuk memasok air bersalinitas tinggi (>120 permil) kedalam petakan budidaya. Petakan distribusi dibuat dangkal ( ±5 cm ) untuk memungkinkan salinitas air semakin tinggi.

Petakan budidaya merupakan petakan-petakan seluas masing-masing 1.000 – 1.500 M2 dengan kedalaman sekitar 60 cm, dan dilengkapi dengan caren keliling sebagai tempat belindung artemia dalam keadaan ektrim. Pada petakan budidaya inilah kegiatan produksi kista artemia dilakukan dengan memanfaatkan sifat reproduksi ovivar. (Dijen Perikanan, 2003)

Pengelolaan Budidaya

Persiapan tambak dilakukan dengan maksud menghindari adanya kebocoran pematang dan untuk penyediaan pakan alami (fitoplankton). Kegiatan persiapan tambak terdiri atas : 1. Pengeringan dasar dan pemadatan pematang 2. Pengapuran 300 – 500 kg/Ha 3. Pemupukan dasar dengan pupuk organik 1.000 kg/ha, TSP 150 kg/ha, dan urea 300 kg/ha 4. Pengisian air salinitas tinggi hingga kedalaman mencapai 40 -50 cm. 5. Pemberantasan hama dengan saponin 10-20 ppm. Penetasan Nauplii artemia yang ditebarkan berasal dari kista yang telah diteteskan dengan cara dekapsulasi. (*)

Related Posts: