Burung Camar

Dahulu kala, ada seorang pemuda yang tinggal di tepi pantai. Dia sangat menyukai burung camar. Sebaliknya burung-burung camar juga sangat senang mendekati dia.

Setiap hari ketika subuh dia naik perahu pergi mencari ikan, sekelompok burung camar ini akan terbang di sekeliling perahunya.

Ada yang hinggap diatas atap perahunya, ada yang hinggap di atas kemudi perahunya, ada yang berada di atas pundak, kaki dan di dalam perahunya, dia akan bermain dengan gembira dengan burung-burung camar tersebut.

Akhirnya, setelah ayah pemuda ini mengetahui hal itu lalu berkata kepadanya.

“Saya mendengar orang lain berkata, bahwa kamu sering bermain dengan burung camar di laut, benarkah? Dapatkah engkau menangkap beberapa ekor burung camar ini dan bawa pulang ke rumah supaya saya juga bisa bermain dengan mereka?” Kata si Ayah.

Pemuda ini dengan percaya diri menjawab, ”beres, itu sih masalah gampang.”

Keesokan harinya, pemuda ini sejak subuh sudah keluar dari rumah, dia mengendarai perahunya menuju laut lepas. Dia menunggu kedatangan para burung-burung camar, tetapi, burung-burung camar yang cerdik ini dapat melihat gelagat pemuda ini tidak benar, mereka hanya terbang berkeliaran di atas perahunya, tidak ada seekor pun yang bermaksud hinggap di dalam perahunya.

Ketika pemuda ini mengulurkan tangannya ingin menangkap burung-burung camar ini, burung camar ini dengan segera terbang tinggi ke langit, melihat keadaan demikian pemuda ini hanya dapat memelototkan matanya tanpa bisa berbuat sesuatu.

Saling berhubungan jika ingin mencapai pada taraf saling bersahabat, yang pertama-tama yaitu harus timbul rasa tulus diantara kedua belah pihak. Rasa tulus dan persahabatan biasanya akan terlukis dalam wajah anda, tercermin dari pancaran mata anda.

Binatang juga bisa membaca ekpresi tersebut, manusia juga demikian. Apabila engkau menganggap diri sendiri lebih hebat dan lebih pintar, timbul niat jahat untuk melukai teman, sudah pasti teman akan menjauhi dan meninggalkan anda. (www.erabaru.net)

Related Posts:

Jakarta - Sejak pencanangan rencana pembakaran Al-Quran oleh kelompok jamaah salah satu gereja dari Gainesville, Florida, Amerika Serikat (AS) pimpinan Pastor Terry Jones, beragam respon bermunculan mengingat rencana itu sudah ditayangkan oleh media internasional Cable News Network(CNN).

Terry berdalih rencana tersebut untuk memperingati robohnya menara kembar, World Trade Center (WTC) pada 11 September 2001 silam, akibat ‘ditabrak’ pesawat.

Kekhawatiran akan menyulut api konflik tingkat internasional oleh jamaah yang menamakan diri Dove World Outreach Center tersebut, mendorong berbagai reaksi. Termasuk di Indonesia yang mayoritas penganut Islam.

menghimbau agar umat muslim di khususnya di Indonesia tidak terprovokasi dengan rencana pembakaran Al-Quran tersebut.


"Saya menghimbau agar masyarakat tidak mudah terprovokasi soal ini," kata Slamet kepada pers, usai acara peluncuran novel “Kau Bakar Aku Bakar,’ milik Damien Dematra di Gedung Konferensi Wali Gereja Indonesia, Jakarta, Rabu (11/8).

“Namun kita harus memperjuangkan agar Terry membatalkan niatnya,” tambahnya.

Kepedihan dan kegelisahan mendalam akan rencana Terry tersebut, diwujudkan nyata oleh Damien Dematra, seorang penulis novel, sutradara, dan pelukis dengan menuliskan novel berjudul “Kau Bakar Aku Bakar.’ Ia mengaku merasakan kepedihan yang sama seperti almarhum Gus Dur, saat mendengar berita Hari Pembakaran Al-Quran Sedunia. Hari itu bertepatan dengan hari kemenangan umat Islam. Menurutnya hal itu sangat tragis.

Damien yang menjadi koordinator Gerakan Peduli Pluralisme ini, menyelesaikan novelnya dalam waktu 2 hari 2 malam, dan dicetak pada Selasa (10/8). Damien merasa perlu untuk mengajak berbagai kalangan untuk mencegah rencana Terry Jones tersebut. Apalagi menurut informasi dari kedutaan AS menyatakan bahwa Terry tidak akan mundur.

“Kemarin kita bertemu dengan pihak Kedubes AS, kabarnya Terry, tidak akan mundur dari niatnya, dengan dalih freedom expresion, dan hukum AS melindungi itu,” ujar Damien yang mengaku seorang spiritualis namun tidak memosisikan pada agama tertentu.

Tujuannyan membuat novel pun bukan untuk komersil. Namun merupakan panggilan batinnya. Rencananya, novel "Kau Bakar, Aku Bakar" juga akan dibuat versi bahasa Inggris dan diunggah ke website agar bisa diakses seluruh dunia.

“Jangan sampai dimulai perang lagi saat hari lebaran, gara-gara kelalaian Terry Jones," tegas Damien.

Respon lain disampaikan oleh Romo Benny Susetyo, Sekertaris KWI bahwa persoalan rencana Terry Jones tersebut kemungkinan tidak akan terwujud. Menurutnya Terry hanya berakar dari gereja kecil yang jamaahnya tidak genap 100 orang.

“Mudah-mudahan memang tidak akan terjadi, namun sisi positifnya adalah bagaimana bangsa kita bisa memperoleh pencerahan, tidak terprovokasi, agama dan keyakinan bisa hidup berdampingan dan mengakhiri kekerasan,” ujar Romo yang membidangi hubungan agama dan kepercayaan di KWI ini.

Pada kesempatan launcing itu pula Damien Dematra membacakan surat terbuka yang akan dikirimkan ke Terry. Tujuannya adalah agar Sang Pastor membatalkan rencananya itu.

Inilah bunyi surat terbuka Damien untuk sang Pastor Terry Jones:

"Dr. Terry Jones, saya merasa sangat kasihan kepada Anda. Anda harus belajar dari Mahatma Gandhi, Mother Theresa, dan Gus Dur. Karena itu datanglah ke Indonesia atau setidaknya bacalah buku tentang tokoh-tokoh tersebut di atas agar Anda bisa mengerti arti sesungguhnya dari "Iman" dan ketuhanan.

Jangan belajar dari Hitler yang membasmi "keyakinan" orang lain karena menganggap dirinya yang paling benar. Atau bagaimana kalau Anda ijinkan untuk 1 hari saja, tepatnya di tanggal 11 September 2010, kami meminjam tubuh Anda, menjadi orang Indonesia dan berprofesi sebahai Ulama. Dr. Terry Jones menjadi Sang Kiai.Gus Terry untuk satu hari saja.

Anggaplah Damien Dematra tiba-tiba punya ide gila mengumpulkan 1500 orang di tempatnya di Florida dan berkumpul untuk membakar Al-Quran. Kitab Suci Anda. Bagaimanakah rasanya? Senang? Sedih? Sakit? Marah? Bahagia? Atau bagaimana???

Saya sangat mengharapkan Anda menerima tawaran ini, karena hal itu akan menguji siapa Anda sebenarnya. Dalam kelompok Gandhy atau Hitler? Berhati merpati atau bernurani serigala?

Salam hangat dari Indonesia. Negeri Pluralisme, yang percaya pada nilai "Berbeda Tapi Satu" atau dalam bahasa nenek moyang kami Bhinneka Tunggal Ika.

Besar harapan kami Dr. Terry Jones yang terhormat mau mengabulkan permintaan kami ini. Jakarta, 11 Agustus 2010.

Hormat kami,

Damien Dematra.

"Gerakan Peduli Pluralisme."


Surat terbuka ini rencananya akan dialihbahasakan ke dalam bahasa Inggris. Demikian juga novel "Kau Bakar, Aku Bakar" juga akan dibuat versi bahasa Inggris dan diunggah ke website agar bisa diakses seluruh dunia. (rpd/bng)

Related Posts: