Disensor Sampai ke Liang Kubur

Selama beberapa dekade Liu Binyan, wartawan Tiongkok paling terkenal, berusaha untuk mengekspos korupsi dan ketidakadilan Partai Komunis Tiongkok (PKT), ia sering disensor untuk itu.

Liu meninggal pada tahun 2005 setelah 16 tahun dalam pengasingan di Amerika Serikat. Pada tahun 1988 Liu datang mengunjungi Amerika Serikat, tetapi pihak rezim komunis Tiongkok tidak mengizinkan dia untuk kembali setelah mengutuk secara terbuka pembantaian mahasiswa Tiananmen 1989. Sebelum ia meninggal, ia telah berusaha untuk kembali ke Tiongkok menjelang hari-hari terakhirnya, tapi ditolak.


Abu jenasahnya telah kembali ke Tiongkok. Ratusan orang, kebanyakan dari mantan rekan di China Youth Daily dan People's Daily, dua surat kabar di mana Liu telah mengukir reputasinya, datang untuk memberikan penghormatan dan karangan bunga, menurut Apple Daily. Para pelayat menangis mendampingi tanpa nyanyian pemakaman dan pidato peringatan, tetapi hanya kicauan burung wallet dan suara tiupan angin utara berhembus melalui pegunungan, kata artikel tersebut.

kata-kata yang tertulis di batu nisannya sangat sederhana: "Orang Tiongkok di sini dimakamkan suatu kali pernah melakukan apa yang harus dia lakukan, mengatakan apa yang dia sendiri harus katakan."

Namun pihak sensor partai tidak menyetujuinya dan tulisan timbul pada makamnya di Tianshan, Beijing dilarang. Pesan yang tertulis pada batu nisannya disensor juga.

Lu Yuegang, reporter China Youth Daily dalam kutipan onlinenya berkata tentang itu, "Liu Binyan adalah hati nurani intelektual pers Tiongkok dan ia adalah seorang raksasa yang sendirian membawa liputan tradisi Tiongkok. Pihak berwenang tidak hanya meredam suaranya, tetapi menolak keinginan untuk kembali ke tanah airnya di tahun-tahun terakhir. Sekarang abu jenasahnya telah kembali ke Tiongkok, mereka menggunakan segala macam alasan untuk membuatnya hampir tidak mungkin untuk melakukan penguburan. Ini benar-benar tidak manusiawi.”

Hu Ping, Pemimpin Redaksi Beijing Spring, sebuah jurnal aktivis unggulan di Amerika Serikat mengatakan, "Ini benar-benar konyol. Ia begitu mencintai negara dalam seluruh hidupnya, dan melakukan banyak hal untuk negara dan orang-orang Tionghoa dan akibatnya ia harus menderita — dan pada lima tahun setelah kematiannya rezim komunis Tiongkok bahkan tidak membiarkan ia memiliki kata-katanya sendiri di batu nisannya? Sangat berlebihan. "

Liu lahir pada 1925 di Provinsi Jilin, di timur laut Tiongkok. Ia menjadi wartawan di surat kabar partai China Youth Daily pada tahun 1951. Pada tahun 1957 ia dicap sebagai ‘haluan kanan’ untuk ‘rumput beracun’ ia telah menerbitkan tentang korupsi dalam tubuh partai.

Lebih dari dua dekade kemudian, ia mendapatkan posisi di People's Daily dan memperbaharui usahanya mencari kebenaran. Yang mengarah pada publikasi artikel "Orang atau Monster?" (Fiksi jurnalisme dengan sedikit analisa) pada 1979.

Setelah karirnya sebagai seorang wartawan ditandai dengan integritas yang luar biasa, Liu menjadi wakil ketua Asosiasi Penulis Tiongkok pada tahun 1985 dan presiden pertama dari Pusat Penulis Independen Tiongkok.

Pada tahun 1987 Deng Xiaoping, sebagai bagian dari kampanye politik menindak ‘liberalisasi borjuis,’ dikatakan Liu adalah lawan dari sistem sosialis, lawan dari partai komunis Tiongkok. Keanggotaan partainya dicabut dan ia kehilangan pekerjaan. Tahun berikutnya Liu pergi ke Amerika Serikat.

Liu adalah model dari intelektual Tiongkok. Dalam kata pengantar ‘Evening Chats in Beijing,’ (Obrolan Malam di Beijing) Perry Link menulis, "para intelektual Tiongkok telah berdiri di pusaran arus sejarah alami mereka. Mereka telah menanggung beban tanggungjawab yang berat atas nasib bangsa mereka dan untuk setiap langkah kemajuan yang telah mereka buat, mereka membayar harga dan menerima pengorbanan yang jauh melebihi para intelektual normal di negara-negara lain. Dedikasi mereka telah terbukti selama empat puluh dua tahun pemerintahan komunis di Tiongkok." (www.epochtimes.co.id)

Related Posts:

0 Response to "Disensor Sampai ke Liang Kubur"

Posting Komentar