Hati Bijak Membedakan yang Lurus dan Bijak

Di masa muda setiap kali saya membaca cerita klasik Kisah Perjalanan Menuju ke Barat (cerita Kera Sakti), maka yang membuat saya paling kagum dan iri adalah sepasang mata dari Sun Go Kong (si kera sakti) yang tajam dan jeli. Karena sepasang mata bijak itu bisa mengenali wujud asli dari segala iblis dan siluman, dalam segala situasi tak akan teperdaya dan tertipu.

Namun, mata bijak semacam itu sebenarnya adalah semacam kemampuan supranatural, bukan hanya manusia biasa saja yang tidak bisa memiliki, bahkan sesama kultivator seperti biksu Tang Sen dan Zhu Ba Jie juga tidak bisa memiliki.

Karena tidak bisa melihat fakta sesungguhnya, maka biksu Tang Sen dan empat muridnya dalam perjalanan mengambil kitab suci telah mengalami banyak sekali rintangan, hampir saja mereka binasa di tangan para siluman.

Dari sini kita bisa tahu, jika tidak bisa membedakan mana yang asli dan mana yang palsu, tidak bisa memilah mana yang baik dan mana yang jahat, maka akibatnya akan sangat mengerikan. Di kemudian hari dalam kehidupan yang nyata saya juga telah melihat ada banyak orang karena mereka tidak bisa membedakan mana yang lurus dan mana yang sesat, maka akhirnya terperosok dalam kegelapan, bahkan ada yang sampai kehilangan nyawa mereka yang berharga dengan sia-sia.

Seseorang jika ingin jelas tentang benar atau salah, membedakan mana yang asli dan mana yang palsu, mengetahui baik dan jahat, mengenal mana yang lurus dan mana yang sesat, maka ia harus memiliki kearifan yang jelas dan tidak tergoyah.

Kearifan yang sesungguhnya mempunyai hubungan yang erat dengan lubuk hati (jiwa) seseorang, kearifan dan moral manusia bukanlah dua hal yang bisa berdiri sendiri-sendiri, mereka sebenarnya lebih persis seperti dua sisi dari selembar kertas.

Seseorang yang berbudi luhur telah memahami prinsip alam semesta, maka dia pasti adalah seseorang yang memiliki kearifan, dan sebaliknya mereka yang bermoral sangat rendah yang hanya mendambakan kesemuan nama dan keuntungan kecil, pasti tidak mungkin memiliki kearifan yang sesungguhnya, sangat mudah diperdaya oleh kata-kata bohong yang sangat menarik, atau tertipu, atau salah naik ke atas perahu penyamun.

Kearifan yang sesungguhnya berasal dari mana? Pertama-tama harus memiliki sebuah hati yang terang dan cerah, serta hati yang takzim. Ketika hati manusia benar-benar telah mencapai kemurnian dan kebaikan, maka kearifan manusia baru akan terbuka. Kearifan yang sesungguhnya bukanlah karena Anda telah mempelajari berapa banyak ilmu pengetahuan moderen, atau telah menguasai berapa banyak teori ilmu pengetahuan, hal tersebut hanya bisa dikatakan sebagai pengetahuan Anda saja, bukan kearifan.

Banyaknya pengetahuan bukan menunjukkan kecerdasan, yang dikatakan pandai oleh orang awam juga tidak sama dengan kecerdasan. Sumber dari kearifan sebenarnya datang dari hati yang baik dan tulus yang telah menyadari pencerahan dari Yang Maha Kasih. Ketika pikiran manusia berubah menjadi makin lama semakin rumit, makin lama makin menyombongkan diri dan ketika sudah tidak percaya lagi dengan keberadaan kehidupan yang lebih tinggi, maka level moralnya juga semakin lama semakin merosot ke bawah, kecerdasannya juga berubah menjadi semakin kecil.

Sebagai contoh, seluruh daratan Tiongkok saat ini telah dikuasai oleh roh jahat yang datang dari barat, partai komunis yang berkuasa dan berjiwa atheisme telah dengan serius mempengaruhi pikiran dan perilaku masyarakat Tiongkok moderen.

Suara hati masyarakat yang tadinya menghormati langit dan dewa, kini telah berubah menjadi tidak hormat lagi, baik kepada para dewa maupun langit, bahkan memerangi langit dan melawan bumi, berbuat sekehendak hati, yang langsung menyebabkan standar moral mengalami kemerosotan yang drastis, kehancuran moral ini juga telah membawakan krisis kepada seluruh masyarakat.

Dari permukaan, kita melihat perekonomian yang berkembang, tetapi oleh karena kebobrokan moral telah menambah biaya peredaran masyarakat, ditambah lagi dengan penanggulangan berbagai macam persoalan bukan mengandalkan penyuluhan melainkan mengandalkan kekerasan, penindasan, sehingga seluruh masyarakat sebenarnya sudah dalam keadaan krisis.

Lebih-lebih penindasan yang kejam dan brutal terhadap kepercayaan telah membawakan buah karma yang sangat berat bagi seluruh bangsa Tionghoa. Bangsa yang semula rajin, baik dan memiliki kecerdasan sedang menghadapi krisis kelangsungan hidup yang selama ini belum pernah ada.

Watak hakiki dari manusia sebenarnya adalah murni tulus dan baik, tetapi di kemudian hari karena terkontaminasi oleh kehidupan manusia sehingga berangsur-angsur terbentuk menjadi berbagai macam konsep, dan justru konsep-konsep inilah yang telah menutup kecerdasan dan inteligensi yang sebenarnya dari diri sendiri, menciptakan segala macam teori dan dalil yang ego dalam masyarakat manusia yang merajarela ke mana-mana.

Dari permukaan kelihatan manusia sepertinya telah menjadi lebih pandai, tetapi sebenarnya pikiran dan tindakan manusia telah jauh melenceng, maka tidak mungkin lagi untuk bisa mendapatkan kesadaran total dan kearifan yang sebenarnya seperti yang dimiliki orang kuno setelah mereka berkultivasi dengan sepenuh hati.

Perjalanan manusia ke dunia ini tentu tidaklah sesederhana yang kita lihat. Banyak dari kita pernah bertanya-tanya : “Sebenarnya untuk apakah kita hidup? Untuk apakah kita dilahirkan ke dunia ini?” Tentu Sang Pencipta bukan mengharapkan kita hidup di dunia ini hanya untuk makan atau untuk bersenang-senang (karena juga banyak orang begitu terlahir, ia harus hidup menderita).

Sebuah misteri - yang juga adalah rahasia langit. Waktu seratus tahun sekejab saja berlalu, jika semasa hidup telah membantu orang lalim berbuat jahat bukankah sangat menyedihkan? Lao Zi, penyebar ajaran Dao (baca Tao), pada waktu itu dengan tergesa-gesa telah meninggalkan kitab Dao De Jing yang bertuliskan 5.000 kata lalu pergi menuju ke Barat, mengapa?

Pertama adalah rahasia langit tidak boleh dibocorkan terlalu banyak, kedua adalah karena orang yang memiliki jodoh dan keberuntungan dengan sendirinya akan mendapatkannya.

Dalam aliran Buddha juga dikatakan, Fa Buddha hanya bisa didapatkan oleh mereka yang yakin, dimana keyakinan adalah setara dengan kesadaran, merupakan kunci untuk menentukan apakah orang tersebut memiliki dasar kearifan atau tidak. Saya yakin Yesus, maupun penyebar ajaran lurus yang lain pun akan punya prinsip yang serupa.

Alam semesta sedang mengalami perubahan yang sangat dratis, dan perubahan ini mungkin berkaitan dengan kehidupan abadi dari jiwa kita masing-masing.

Lao Zi pernah berkata bahwa penyebab kesengsaraan manusia adalah dikarenakan manusia memiliki tubuh, tubuh manusia mungkin dapat diumpamakan seperti sepotong pakaian yang menutup tubuh kita, dia bukanlah wajah asli dari saya, Anda maupun orang-orang yang lain.

Bila demikian halnya, mencari jati diri yang sebenarnya tentulah sangat penting! Menemukan jati diri baru bisa mengenal dengan jelas misi kita, menemukan jati diri baru bisa mengetahui masa depan diri sendiri, menemukan jati diri baru mengerti apa yang harus dilakukan, menemukan jati diri baru bisa melahirkan energi dan kearifan yang tiada batasnya! (www.epochtimes.co.id)

Related Posts:

0 Response to "Hati Bijak Membedakan yang Lurus dan Bijak"

Posting Komentar