Kisah Siput dan Katak

Ada seekor siput selalu memandang sinis terhadap katak. Suatu hari, katak yang kehilangan kesabaran akhirnya berkata kepada siput. Terjadilah dialog diantara kedua hewan itu.

"Tuan siput, apakah saya telah melakukan kesalahan, sehingga Anda begitu membenci saya?" Tanya Katak.

"Kalian kaum katak mempunyai empat kaki dan bisa melompat ke sana ke mari, tapi saya mesti membawa cangkang yang berat ini, merangkak di tanah, jadi saya merasa sangat sedih," jawab Siput.

"Setiap kehidupan memiliki penderitaannya masing-masing, hanya saja kamu cuma melihat kegembiraan saya, tetapi kamu tidak melihat penderitaan kami (katak)," ujar Katak.

Dan seketika, ada seekor elang besar yang terbang ke arah mereka, siput dengan cepat memasukan badannya ke dalam cangkang, sedangkan katak dimangsa oleh elang.

Siput terharu... akhirnya ia baru menyadari, ternyata cangkang yang dimilikinya bukan merupakan suatu beban, tetapi justru adalah kelebihannya!

Nikmatilah kehidupanmu, tidak perlu dibandingkan dengan orang lain. Keirian hati kita terhadap orang lain akan membawa lebih banyak penderitaan.

Rejeki tidak selalu berupa emas, permata atau uang yang banyak. Bukan pula saat kita di rumah mewah dan pergi bermobil. Rejeki sebenarnya adalah jiwa dan hati yang tenang. Karena ketenangan dan kebahagiaan itu sangat mahal sekali.

Bukan kebahagiaan yang menjadikan kita bersyukur namun bersyukur yang menjadikan kita bahagia. Karena apa yang terkadang kita pikirkan sebagai suatu beban, justru itu menjadikan tempat kita sebagai kekuatan untuk tetap bertahan hidup. (ano)

Related Posts: